Sabtu, 17 Oktober 2015

Rindu itu adalah diam

Aku selalu meridukan cinta dalam diam, karena dengan diam menunjukkan kecintaan dan ketaatanku kepada sang pemilik segala bentuk rasa, yang padaNya hati dapat berubah-ubah. Bahwa perasaan cinta memang ada namun bila bukan halal jalannya, biarlah ia tetap dalam diam.

Aku selalu merindukan cinta dalam diam, sebab ke"diam"anku tidak berarti tidak melakukan apa-apa, dalam diam saya bisa dengan leluasa memintamu kepada penciptaku. melakukan segala hal yang dapat memantaskan diriku agar bisa bersamamu kelak. Harapanku.

Aku selalu merindukan cinta dalam diam, karena dalam diam kutemukan kedamaian, ketenangan, tanpa perlu merasa takut untuk terluka apalagi kehilangan.


Walaupun kehadiranku tak pernah ada bagimu,
Kau tidak pernah tau beribu-ribu surat cinta kulayangkan tiap malam kepada pencipta yang selalu terselip namamu, Berbait-bait doa kesuksesan dan kebahagiaanmu,
Kau tidak pernah tau bahwa disudut hatiku yang paling dalam selalu merindukan pertemuan denganmu,

Aghhhh,,, andai kau merasakannya juga.

Mencintaimu adalah fitrah yang luar biasa.
Sebab cinta adalah anugrah yang paling indah yang pencipta ciptakan untuk hambanya, dan perasaan itu ada padaku.

Mencitaimu dengan diam adalah keindahan, meskipun hanya dengan sesekali mencuri-curi pandang padamu walau kau tidak pernah menyadarinya. Tersipu malu saat kau dengan santai menyapa, sama halnya ketika kau menyapa teman yang lain, tapi tanggapanku luar biasa. kau tidak tau degup jantungku kala itu.

Mencintaimu dengan diam adalah penantian, menanti hingga tuhan benar-benar lelah dan bosan melihatku merengek kepadanya meminta agar kau berbalik arah kepadaku, menanti agar cintamu pada orang lain berbalik menjadi cinta yang utuh untuk diriku.

Mencintaimu dalam diam adalah petualangan, secara diam-diam kucari tahu engkau lewat media sosialmu, disana kutahu segala bentuk aktivitasmu, kutanya kabar lewat teman dekatmu. mengawasi gerak-gerikmu dari kejauhan.

Dan mencintaimu dalam diam adalah kebahagiaan,, kebahagiaan bila bisa bersamamu.


Aku rindu mencinta dalam diam..




Senin, 12 Oktober 2015

Dia hanya Berbeda,,


Kau,,,
Kau tidak perlu menyimpan kekhawatiran yang berlebih terhadapnya,
lagipula dia bukan siapa-siapamu.
kalau aku jadi kau, aku mana mau ambil pusing dengan hidupnya.
Kenapa? Bukan karena aku tidak perduli terhadapa sesamaku, bukan.
Tapi lebih memberikan di ruang untuk tidak menjadi semakin terpuruk,
Karena dengan kau tidak perduli,
Dia tidak perlu merasa terawasi dengan kehadiranmu, apalgi dengan rentetan tatapan-tatapan yang merendahkan.

kau tidak perlu takut dengan hidupnya,
Aku percaya dia orang yang kuat. ku lihat itu dari kesehariannya.
meski baik aku dan kau sama-sama tidak ada kedekatan emosiaonal dengan dirinya.

Bedanya, kau terlalu terfokus pada kelemahannya, hingga setiap yang ia lakukan kau selalu meragukannya.
Sedang aku tidak.

Kau tidak pernah benar-benar ingin membantunya,
kau juga tidak pernah benar-benar percaya dengannya,
Hingga iapun kini menjadi semakin merasa tidak berarti dihadapanmu.

Ayolah,,,
Kita harusnya sepaham dan meng-aamiini bahwa,
Setiap kelemahan akan disertai dengan kelebihan.
Itu dari sekolah dasar kita diajarkan bagaimana saling menghargai sesama dengan tidak merendahkan satu sama lain.

Saat kau merendahkan orang lain, saat itu juga kau merendahkan dirimu juga dan membuktikan kau legi hina dari yang kau hina.

Aku tidak ingin berpanjang lebar mengenai orang itu, tidak ada gunanya juga.
Aku hanya ingin menekankan bahwa, Dia tidak serendah yang kau bayangkan, dan tidak selemah yang kau fikirkan selama ini. Dia hanya BERBEDA dengan orang-orang yang sering kau temui di luar sana.

Dia hanya berbeda, bukan berarti kau menyimpulkan yang bukan-bukan.




Rabu, 24 Juni 2015

Kesekian kalinya.

Ini adalah yang kesekian kalinya, yahh yang kesekian kalinya.
Tapi meskipun sudah berulang yang kesekian tapi rasanya masih saja tetap sama.
Masih merasa sedih, masih kecewa dan kadang-kadang kusangkut pautkan kepada pencipta . 

astaghfirullah hal adzim.


Entahlah,,,
Untuk urusan yang satu ini saya kadang tidak bisa mengendalikan iman, dan beranggapan seolah-olah pencipta tidak turun andil rasanya. 
Padahal saya lupa, bahwa tidak ada satu halpun yang terjadi Di muka bumi ini tanpa kehendak dan sepengetahuaaNya.

 “… dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)....”

Bagaimana mungkin untuk hal seperti itu Tuhan tidak ikut andil? Tidak mungkin Tuhan berlepas tangan dan tidak perduli. 
Kembali kusadarkan diriku, bahwa mungkin saja apa-apa yang selama ini kulakukan adalah bukan hal yang baik untukku. Dan sekalipun Tuhan mengabulkannya, mungkin saja itu akan membawa kemudharatan dihidupku.

Mungkin butuh sedikit lagi kesabaran, dan lebih banyaka lagi usaha, dan lebih, lebih banyak lagi mendekatkan diri kepada tuhan.

Semoga pencipta menyimpankan kebaikan dengan penundaan yang berulang. Aamiin allahumma aamiin.




Senin, 15 Juni 2015

Untuk Seorang Teman.

     Beberapa waktu lalu seorang teman lama waktu kuliah datang berkunjung ke rumah, dan kita terlibat pembicaraan yang cukup panjang. Begitulah perempuan kalau lama tidak berjumpa, giliran ketemu sampai lupa waktu. Segala hal dibincangkan, dari masalah pasangan, kerjaan, kuliah, rumah tangga, fashion, juga nostalgia-nostalgia waktu dulu ikut keseret-seret kembali untuk dibahas. 
      Namun dari serentetan pembicaraan itu ada yang menarik dari pembicaraan si temen tersebut. Dia mengingatkanku padamu. Iyya kamu, seorang temen yang semenjak duduk di bangku kuliah semester 2 tidak pernah menganggapku sebagai seorang teman, mungkin lebih tepatnya kamu memusuhiku secara diam-diam, tapi semoga itu hanya anggapanku saja. Kutahu kau orangnya tidak seperti itu. saya tiba-tiba harus flashback kembali waktu masa-masa kuliah dulu ketika kau yang selalu membeciku, tidak pernah mau menyapaku bahkan memberikan beberapa informasi yang tidak benar pada beberapa teman. 
    Saya juga bingung mengapa kau begitu membenciku, walaupun saya merasa tidak pernah melakukan kesalahan apa-apa terhadapmu. tapi sudahlah, itu adalah masa lalu, dan saya tidak pernah menaruh dendam sedikit pun padamu.
        Tapi bukan itu alasanku menulis di sini, bukan untuk menjelek-jelekkan mu. Tidak sama sekali, saya hanya ingin menuliskan tentangmu di blog saya ini, itu membuktikan bahwa kau adalah salah satu teman. 
         sebelum menulis ini, hati saya kembali sedih. Karena dari mulut teman tadi kudengar kau sedang sakit itupun kata dia lagi, dia mendengar kabar itu yang kau ekspose di dunia maya. Dan lagi-lagi saya kecewa setelah mebuka accoun FB saya, kucari-cari namamu di dalam pertemananku tidak ada namamu di sana. Agghh saya lupa kalau kau tidak pernah mau berteman denganku. Hingga akhirnya ku coba cara lain untuk mencari informasi tentang dirimu melalui google, dan its work. ternyata bukan hal yang susah untuk mencarimu di mesin pencarian itu. Nggak salah namanya mesin pencari yah,,,
          Ku temukan nama account FBmu, kemudian ku cari kembali di FB dan walaahh, itu benar saja adalah kamu. Kulihat pertemananmu ternyata didalam hampir sebagian besar adalah teman-teman kita waktu kuliah. yang tidak ada hanya saya, tapi tenang saya tidak se drama itu lah menanggapinya. 
         Sayangnya melalui account FBmu tidak ada informasi apa-apa mengenai dirimu, yang sempat kubaca kau sedang mencari-cari informasi mengenai kista?. Apa iya kamu mengidap kista? 
        Saya ingin sekali berbagi denganmu, saya tidak seperti apa yang kau bayangkan dulu. Percayalah.
       Untuk seorang teman yang jauh disana, bila kau sempat melihat ini. Tersenyumlah, karena saya sedang menunggumu untuk berbagi. :)

salam hangat dari Misna, 

Minggu, 07 Juni 2015

Anggap saja malam ini adalah malam yang paling membahagiakan. [Anggap saja]
Lagipula tidak ada orang yang tahu dan tidak ada yang perduli. Jadi apa gunanya, meratap-ratap dengan mata sembab, begadang hingga larut dengan fikiran yang tidak jelas menerawang tanpa pangkal. Apa gunanya menyesali tindakan yang sudah jelas duduk perkaranya seperti apa.

Apa yang kau khawatirkan?
Tentang jodoh? Tentang masa depan? 
Tidak perlu se khawatir itu. masalah jodoh dengan sangat jelas Allah telah memberikan petunjuk dalam Al-Quran surah An-nur Ayat 26. 
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. 

sangat mudah, jadi kalau mau dapat jodoh yang baik, yang perlu di baikkan adalah diri sendiri dulu. kalau mau dapat pasangan yang rajin sholat, mengajinya pintar, agamanya bagus maka baikkan dulu sholat untuk diri sendiri, belajar ngajinya yang rajin, agamanya di bagusin. Nah kalau begitukan bisa disandingkan kalau sudah sama levelnya. 

Beribadah karena Allah,
allah tidak pernah tidur, dan senantiasa membantu hamba-hambaNya yang datang meminta kepadaNya.

“Apabila hambaKu mendekatiKu sejengkal, maka Aku akan mendekatkan diriKu kpdnya sehasta. Dan apabila hambaKu mendekatiKu sehasta, maka Aku akan mendekatkan diriKu kpdnya sedepa. Dan apabila hambaKu dtg kpdKu dalam keadaan berjalan, maka Aku datang kpdNya dlm keadaan berlari” (Riwayat al-Bukhari no. 7536)

Apalagi yang kau ragukan?

Apapun keputusanmu malam ini, insya allah itu adalah yang terbaik. 
Tetap istiqomah di jalan Allah, niscaya Allah akan menunjukkan jalan untukmu.

*nasihat untuk diri sendiri*

Senin, 04 Mei 2015

Hanya sebuah balada...


GARA-GARA HUTANG

Karena merasa kesal dengan istrinya yang kerap kali komplen atas dirinya itu, yang sampai saat ini masih saja belum memiliki pekerjaan tetap. Karjo yang hendak melahap makan siang yang tersedia di atas meja itu menjadi tak berselera. Ia kemudian beranjak pergi meninggalkan istrinya yang masih saja mengomel seperti radio rusak itu. Karjo berinisiatif untuk makan siang saja di sebuah warteg tidak jauh dari rumahnya itu. Sekalipun ia agak ragu pada mpok ija si pemilik warung, apakah ia masih akan tetap diijinkan ngutang makan siang di tempatnya itu atau tidak.

“ Siang mpok ?!!!” Ucap Karjo basa-basi ketika tiba di warteg,

“ Ngutang lagi yah mas ???” Tebak mpok ija

“ iya mpok, seperti  biasa” Ucapnya sedikit ragu, takut kalau mpok ija menyemprotnya.

“ aduh mas,,, Kok ngutang lagi??? Kalau mas ini ngutang melulu, terus bayarnya kapan. Saya bisa bangkrut. Lagipula hutang situ udah numpuk satu  bulan.” Jelas mpok ija pada dirinya. Ia memang selalu makan di tempat mpok ija selama satu bulan terakhir sejak ia di PHK oleh sebuah perusahhan sepatu, yang menjadi bangkrut karena direkturnya ketahuan melakukan manipulasi laporan keuangan perusahaan tersebut. Dan sampai sekarang ia masih belum mendapatkan pekerjaan. Dan hal itu pula yang membuatnya tersiksa , akibat kehilangan pekerjaan ia menjadi bulan-bulanan istrinya, menjadi bahan omelan istri yang sudah dinikahinya sejak 5 tahun lalu itu, sehingga ia terpaksa sering-sering makan di warteg milik mpok ija.

“Pokoknya tidak bisa, kalau hari ini mas tidak bisa bayar hutang. Tidak ada makanan buat situ” Karjo makin bingung, di rumah ia dapat semprot, diwarung ia ditagih-tagih, tapi daripada ia  tidak dapat makan, ia mengiyakan saja untuk bayar hutang. Meskipun sebetulnyla ia tahu pasti bahwa saat itu ia tak punya uang sepeserpun.

“ Ya sudah kalau gitu, nanti saya bayar deh mpok, tapi saya makan dulu.”


                                                                                                                                                                                               

Setelah terjadi perdebatan hutang beberapa menit, karjopun melahap makanannya. Ya meskipun harus ngutang lagi, paling tidak ia bisa  makan dengan agak sedikit tenang. Ketimbang makan dirumahnya yang lebih sering makan hati.

 Usai makan, karjo melirik ke kiri kekanan kemudian mengendap-ngendap. Ia bermaksud  untuk kabur dari mpok ija. Ia tidak bermaksud untuk menipu mpok ija, tapi ia Cuma betul-betul tak punya uang.

 “pukk!!!” Seseorang menepuk bahunya. “ Nah ketahuan kan situ mau kabur” ucap mpok ija.

“ bayar hutang dulu baru situ boleh pulang.”

“ Iya,, iya” Karjo kelabakan,kemudian ia menarik dompet dari saku celananya dan membukanya lebar-lebar dihadapan mpok ija. Tidak ada selembar uangpun yang bertengger disana, sekalipun uang koin. Hanya KTP usang yang terpajang di bagian depan, sepertinya sebuah KTP yang tak berlaku lagi, dan sebuah kartu nama elit di samping KTPnya itu. Jelas bukan milik Karjo, ia tak akan mampu untuk memiliki kartu nama sekeren itu. Entah siapa pemilik KTP itu.

“ Lho… Kok dompet situ kosong???”  Mpok ija heran.

“ Saya kan sudah bilang kalau saya ni lagi tidak punya uang. Jadi saya Cuma bisa ngutang  dulu,  nanti juga kalau saya punya uang akan saya bayar kok mpok. Percaya sama saya.” Ucap Karjo mengharap.

Dengan berat hati mpok ija memberika kesempatan pada  karjo karena merasa kasihan, lagipula  ia tau banget kehidupan keluarga karjo. “ Ya sudah kalau gitu, situ boleh ngutang lagi, tapi situ harus janji harus ngelunasin semua hutangnya nanti kalau sudah punya uang.”

“ Iya saya janji mpok” Ucap karjo senang, kemudian beranjak dari tempat itu.

“ Bu.. Bu.. “ panggil karjo setibanya dirumah.

“ Kenapa panggil-panggil” Istrinya jutek

“ tolong bikini kopi dong bu!”

“ Gak ada kopi-kopian. Dengar yah mas, semua makanan di dapur sudah pada habis. Tidak beras, kopi, gula tidak semuanya sudah pada habis. Kita mau makan apa mas” Omel istrinya lagi tak putus-putusnya.

“ Iya sabar bu, ! ini juga lagi mikir gimana caranya cari kerja. Sekarang cari kerja itu susah bu.”

 “ Makanya usaha dong pak, jangan Cuma mikir terus.Tiap hari kok kerjanya Cuma mikir, terus usahanya kapan? Kita itu hidup untuk cari makan mas, bukan buat mikir. Mikir itu gak buat kita bertahan hidup mas. Mikir dong! Kalau gini terus, rasanya aku jadi nyesel nikah sama mas. Mending aku nikah aja sama mas arya anak anggota dewan itu, yang datang bersamaan waktu mas melamar saya, mungkin hidupku tidak semenderita ini. Bukannya nerima mas yang hanya bermodalkan cinta aja yang ujung-ujungnya melarat seperti ini.” Sindir istrinya.

“ Tapi ibukan tahu sendiri kalau wakti itu, semua orang juga tahu kalau orang tua arya itu kaya karena hasil korupsi. Itukan haram bu’”

“ Alah mas hari gini cari uang haram aja sudah  susah, apalagi uang halal udah susah sedikit lagi.

“ Udag deh bu, saya malas berdebat dengan ibu. Saya capek dengar ibu ngomel terus, bisa-bisa kuping saya ikut lari gara-gara tidak tahan dengan omelan ibu itu.” Ucap karjo menuju tempat  tidur untuk istirahat. Diatas kasur lusuh yang sangat jauh dari empuk itu ia merebahkan tubuh mungilnya itu dengan rileks, sembari memikirkan jalan keluar kehidupan keluarganya yang penat itu.

Ketika matanya hamper tertutup, dan sekejap penat itu hampri hilang, tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar membuyarkan semuanya.

“ Tok… tok.. tok!!’ Permisi… permisi..” Terdengar suara teriakan di luar pintu.

“ Siapa yah siang-siang begini???” Umpat karjo dalam hati, kemudian ia segera berhambur dari tempat tidur menuju ruang tamu.

“ siapa bu’ ?” Tanya karjo pada istrinya, tapi istrinya hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu. Tanpa menunngu lama karjopun membuka pintu.

“ Cari siapa yah mas? Tanya ya heran ketika melihat dua orang pria berdiri tegap di depan pintunya.

“ Maaf, dengan Bapak karjo???” Tanya salah satu pria itu.

“ iya saya sendiri, ada apa yah bapak-bapak?” karjo masih bingung

“ Boleh kami masuk!?”

“ Oh sampai lupa, mari masuk pak. Maaf  yah rumahnya seperti ini.” Karjo mempersilahkan kedua tamunya kedalam rumah. Disebuah ruangan kecil yang berhubungan langsung dengan ruang makan dan dapur itu, ia mempersilahkan tamunya duduk di sebuah kursi rotan yang sudah tua. “ Bu… ibu.. Bikin minum buat tamu kita” Panggil karjo pada istrinya.

“ Ngomong-ngomong ada apa yah bapak-bapak datang di rumah kami?”

“ Begini Pak karjo, maksud kedatanagn kami kemari ini untuk mengajak bapak bergabung dalam keanggotaan legislative untuk wilayah ini.” Jelas salah satu pria itu

“ Lho kok bisa?  Saya inikan cuma lulusan SMP bapak-bapak. Mana mungkin saya bisa menjabat sebagai anggota legislative?”

“ Iya, kami juga paham maksud pak Karjo. Tapi itu sudah menjadi keputusan dari atasan kami. Menyatakan bahwa, yang berhak menjadi anggota legislative adalah orang paling miskin di desa ini. Kami telah melakukan survey dan anda termasuk keluarga yang cukup miskin.” Ucap yang satunya lagi.

“ bagaimana  pak, apakah anda bersedia?”

Karjo jadi bingung, rasanya seperti mimpi. Tiba-tiba saja di siang bolong datang sebuah rezeki yag tak pernah ia duga-duga sebelumnya. Sambil memikir-mikir , istrinya seketika itu menimpali

“ Udahla mas terima aja, saya juga udah bosan hidup kayak gini terus” ucap istrinya ketika datang membawa minum.

“ Gini saja, besok bapak-bapak datang aja lagi. Nanti saya akan kasih jawabannya.” Jelas karjo.

“ Yah sudah kalau gitu, kami permisi dulu” Merekapun pamit setelah mendengarkan perkataan karjo tadi.

Keesokan harinya, kedua laki-laki itu datang lagi. Dan meminta persetujaan karjo.

Tapi karjo masih berbelit-belit

“ maaf yah mas, karena saya ini calon anggota legislative yang berasal dari keluarga miskin, tentunya sebelum-sebelumya kehidupan saya kekurangan. Dan saya tidak mau kalau nantinya saya sudah menjabat menjadi anggota saya masih memiliki masalah dengan dunia miskin saya nantinya.”

Mendegar perkataan karjo, kedua laki-laki itu jadi bingung. “ ssebetulnya maksud mas ini apa?”

“ Maksudnya, saya akan bersedia menerima tawaran bapak-bapak jika bapak-bapak mampu melunasi hutang-hutang saya di setiap warung di kampung ini. Gimana apakah bapak-bapak mampu?”

“ Kalau itu keingina bapak, kami akan sampaikan dulu dengan atasan kami, tapi besok kami akan kembali” Ucap keduanya, kemudian beranjak pergi.

Hari ktiga, bapak-bapak itu datang lagi, dengan tanda lunas semua hutang-hutang karjo termasuk di warteg milik mpok ija.

“ kami sudah melunasi hutang-hutang mas Karjo di seluruh kampung ini. Jadi anda pasti sudah bersedia ikut kami ke kantor?”

“ dengan sangat menyesal saya mengatakan pada bapak-bapak ini, kalau sebetulnya sejak awal saya tidak berminat untuk ikut dalam urusan bapak-bapak sekalian. Saya sama sekali tidak senang dengan dunia perpolitikan. Politik itu licik pak” jelas Karjo “ dan saya yakin bapak-bapak ini pasti kecewa mendengar pernyataan saya barusan. Tapi itulah kenyataanya. Saya tidak suka dengan kebohongan, apalagi jika caranya itu dengan membohongi rakyat. Saya juga tahu alasan atasan bapak-bapak memilih rakyat bodoh tak berpendidikan seperti saya ini. Jadi sebelum atasan bapak-bapak yang membodohi saya, saya yang akan lebih duluan megambil untung dari atasan anda, dengan melunasi semua hutang-hutang saya. Saya sangat berterimah kasih pada bapak-bapak yang mau meluangkan waktunya untuk mampir di rumah yang tak layak huni ini” karjo merendah

“ Dan dengan tidak mengurang rasa hormat, bapak-bapak boleh meninggalkan rumah ini”

Kemudian bapak-bapak itupun pergi dari rumah karjo,,,,,, belum jauh bapak-bapak itu melangkah  sebuah tas besar terlampar dari dalam rumah.

“ Pergi dari sini, saya sudah bosan dengan mas!” Usir istri karjo, ternyata ia kesal dengan sikap karjo yang sok kaya tidak menerima lowongan kerja tersebut. Namun apa lacur karjo telah menolak tawaran tersebut, dan bapak-bapak tersebut telah singgah di salah satu rumah miskin tak jauh dari rumahnya itu.

 

 

 

 

 

 

Selasa, 14 April 2015

Kehidupan diluar dirimu [KG]


Seandainya orang hanya boleh memberi nasihat setelah orang itu menjadi baik atau alim, niscaya tidak akan ada nasihat di muka bumi ini. Sama halnya ketika seandainya orang bersedekah dan berinfak setelah uangnya berlebih, pasti tidak aka nada orang yang segera bersedekah.
Banyak hal yang oleh orang dinilai  tidak pantas untuk dilakukan oleh orang-orang yang “dirasa” belum pantas. Seandainya nasihat kebaikan hanya boleh disampaikan oleh orang baik, niscaya nasihat itu akan tertunda lama dan menyebabkan ketidak baikan. Nasihat dari preman pinggir jalan, nasihat di tambal ban dengan bapak-bapak yang sedang minum minuman keras, nasihat dari seorang banci diperepatan jalan, seandainya nasihat dari mereka hanya diterima ketika mereka menjadi orang alim, niscaya kita akan kehilangan banyak sekali pelajaran. Nasihat baik, bukan harus dari orang baik bukan?
Bagaiman jika kita berusaha untuk saling membaikkan sebagai sesama makhluk Tuhan yang maha esa. J
Ini mengenai kehidupan di luar dari dirimu.
Bila masalah hidupmu masih seputar persoalan patah hati, mendua, diduakan, banyak tugas, di benci orang, makan tidak enak, tidak semangat, kehabisan uang, tidak bahagia dengan kehidupanmu karena tidak sesuai dengan apa yg kau harapkan, muak dengan segala hal yang ada id sekitarmu, tidak bias jalan-jalan, di phk dan sejenisnya. Bersyukurlah,,, karena masalahmu adalah masalah sejuta umat. Yang mungkin, saya juga tengah mengalaminya, dan mungkin lagi lebih dari apa yg kau alami.
Bila masalah hidupmu masih seperti tadi,,, kita perlu berjalan-jalan menemui sesuatu yang mungkinkita kira hanya ada dalam novel,cerita atau sinetron. Kalau kita belum menemui hal semacam itu, bersyukurlah karena mungkin Tuhan memang sengaja melindungimu.
Percayalah, hidup di luar dirimu tidak pernah baik-baik saja. Jika kamu bertemu dengan teman-temanmu yang tampak begitu ceria, mereka hanya tidak ingin orang lain tahu mengenai masalah hidupnya. Disimpannya rapat, ditangisinya kala sendiri dimalam hari kesepian.
Kau harus tahu sejenak, bahwa hidup diluar dirimu tidak pernah baik-baik saja. Diluar sana, di luar dirimu, orang lain mengalami hidup yang berat. Kehilangan keluarga sejak kecil, tidak tahu siapa org tuanya, orang tua bercerai, lahir dengan cacat, rumah beralaskan tanah dan anyaman bambu, perempuan yg direnggut kehormatannya, hidup dengan kemiskinan yang luar biasa, anak muda yang bermimpi sekolah, hidup ditengah peperangan. Semua itu benar-benar terjadi dan bahkan lebih parah dari yang kita bayangkan dan itu terjadi diluar dirimu. Terjadi pada orang lain.
Percayalah, bila masalah hidupmu masih seputar kehidupan patah hati, keluarga, pekerjaan, lantas kamu merasa menjadi manusia paling merana di dunia hingga bermalas-malasan. Pecahkan semua kaca dirumahmu karena itu menjadi tidak berguna.
Diluar sana kehidupan manusia begitu kompleks. Dan sekali lagi bila kamu merasa orang-orang yang kamu temui itu baik-baik saja, kamu salah. Hanya saja mereka telah belajar cara menyembunyikan kesusahan hatinya, maslah hidupnya dan apapun itu. Mereka berusaha membahagiakan dirinya sendiri termasuk orang-orang disekitarnya.
Lalu diwaktu-waktu tertentu mereka menjadi tidak berdaya. Dan kamu tidak pernah tahu itu kapan, karena kamu mungkin tidak pernah bias menyaksikannya. Sebab merekah akan selalu menyembunyikannya.
Apa yang penting, setiap keadaan yang kita alami kita yakinkan bahwa semua adalah kehendak Tuhan, dan kita sebaik-baik hamba menerima, berserah dan banyak-banyak bersyukur, Beryukur, bersyukur.
Bila dada masih terasa sesak, pundak masih berat, langkah masih tertatih,, mungkin bersedekah jalin jalan pembuka. Bila tidak juga menemui jalan keluar mungkin sujud kita masih kurang. Segerakan temui yang maha Memiliki jalan keluar, penenag hati,, J
Berasa kehilangan pemimpin… L

Ini bukan menggurui,,, ini hanya sepenggal kalimat yang sempat kubaca. Dan sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang dibagi dan bermanfaat.
Saya bagi dan semoga bermanfaat.