Hari ini aku sengaja menyambutmu tanpa mandi, tanpa
menggunakan alas bedak apalagi make up tebal seperti biasanya ketika kau
menemuiku. Seharusnya hal itu bisa saja kulakukan, karena aku tau kau akan datang
dan aku bangun lebih awal. Tapi itu kuurungkan, karena aku hanya ingin agar kau
tau bentuk sesungguhnya dari diriku, bukan yang selau kau lihat sebelumnya.
Agar kau tau bagaimana persisnya bentuk wajahku yang jauh dari cantik ini. Agar kau
menyadari sebelum semuanya telah menjadi jauh. Yahh sekalipun aku tahu, kau
sudah memahaminya sejak dulu. Tapi itu dulu waktu kita belum ada ikatan,
sekarangkan situasinya berbeda. Karena mungkin kali ini kau akan lebih
memperhatikan setiap detail dari diriku, yang dulu kau bahkan tidak pernah mau
peduli.
Hmmmm... Pertemuan
kali ini rasanya masih sama saja seperti pertemuan sebelum-sebelumnya. Dimana
jantungku rasanya terlepas keluar lantaran debaran yang begitu kencang, bahkan seandainya kau pernah memegang tanganku saat pertama kali bila kita bertemu itu rasanya dingin sekali duhh seperti mau ujian saja :), kenapa aku masih saja salah tingkah, dan tidak tau mau memulai pembicaraan dari mana agar suasana bisa menjadi lebih
lumer (kayak cokelata yah “lumer”). Karena bila kau yang kutunggu memulai
pembicaraan mungkin lebaran monyet juga tidak bisa-bisa… heheheh.
Pertemuan
kali ini adalah yang kesekian kalinya yang selalu terburu-buru, entah sudah
yang keberapa kalinya. Bahkan bila kau kutanyai pasti kau juga sudah lupa. Kapan
terakhir kita ketemu saja kau sudah lupa apalagi yang lalu-lau. Aghhh kenapa
kau begitu pelupa jika menyangkut hubungan kita, Mungkin benar kali yah, bahwa memori laki-laki lebih kecil dibanding dengan perempuan, tapi masa iyya? aghh yah sudahlah. mari sedikit saya ingatkan yah, kita ketemu tahun ini baru yang ketiga kalinya sayang dengan hari ini, pertemuan pertama itu bulan 1 tanggal 30, waktu itu kamu mendadak sore-sore menelfon bahwa kau sedang ada di kota ini, dan kau mengajak keluar untuk makan yang padahal waktu itu aku puasa. Sehingga kita harus menunggu magrib datang, lalu makan di Mall lalu pulang dan berpisah. Pertemuan kedua itu tanggal 24 hari senin bulan 2, itupun kita ketemunya hanya hampir 1 jam gara-gara aku yang waktu itu pulang kampung dan kau mendadak (lagi) kemakassar karena kecelakaan yang menimpa adikmu, yang mengharuskan kau dan keluargamu harus ke kota ini lagi. dan aku yang hari seninnya ingin ke makassar kau bela-belai menunggu di salah satu tempat makan di Jln. perintis kemerdekaan dan kita bertemu lalu berpisah di tempat itu pula. Dan hari ini begitu lagi, kita bertemu hanya 1
jam. Hufftt… rasanya tidak adil, jika penantianku hampir 60 hari. Yah itu hanya hitung-hitugan lebaiku saja. Tak
perlu kau hiraukan,
Kau tau
bagaimana rasanya ada diposisiku sebagai orang yang selalu ditinggalkan,? Asli sayang tidak enaaak sekali. Setiap
kali kau ingin meninggalkanku. Ingin rasanya bilang “ jangan dulu, nanti, atau
sebentar lagi “ tapi kenapa yang keluar selalu peng”iya”anku padamu. Seandainya kau tahu Aku ingin
menahanmu lebih lama lagi bersamaku,
Aku rasanya
ingin sekali merasakan bisa bersamamu lebih lama, tanpa harus terburu-buru,
tanpa harus takut karena kau akan meninggalkanku lagi. Sekalipun harusnya aku
bersyukur, bahwa disaat waktu sempitpun kau berusaha meluangkan waktu untukku
barang semenit saja untuk menemuiku.
Sayang ….
Kenapa setiap setelah bertemu dirimu hati ini bukannya lega tapi rindu itu
malah semakin bertambah. Aghhhh mugkin hanya aku yang berlebihan.
Sayang….
Aku tahu kau tidak se ekspresif diriku yang bisa dengan mudah mengungkapakan
perasaan dalam bentuk apapun termasuk tulisan. Aku igin sekali tahu perasanmu terhadapku.
Sayang,,,, bagaimana bila situasinya kita balik.
Aku
yang dengan segala bentuk kekuranganku kemudian tinggal dikampung, dan kau dengan
segala kelebihanmu tinggal di kota dengan segala bentuk godaan yang ada. Bertemu
dengan perempuan-perempuan yang standarnya jauh dibanding diriku. Yahhh kau
tahu sendirikan, perempuan jaman sekarang betul-betul sudah pada canggih semua,
tidak ada lagi yang jelek. Yang ada hanya cantik, dan cantik sekali. Dan tidak
ada katro yang ada kalangan “jetset” dan “sosialita”. Kau bisa bayangkan dan
bandingkan dengan diriku. “nggak banget kan?” Apa yang akan kau lakukan bila salah satu dari mereka mulai menarik perhatianmu dan begitupun sebaliknya. (iihhh jangan sampai deh)
Bila
posisinya seperti ini apakah kau masih bisa bilang sayang padaku, dan jatuh
cinta padaku, apakah kau masih bisa setia padaku, seperti halnya diriku.
Aku hanya ingin tahu sejauh mana perasaanmu terhadapku. Kenapa masih susah
menebak perasaanmu dan begitu sulit mempercai bahwa kau memang sedang dan akan
selalu menyanyangiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar