Rabu, 06 November 2013

Untukmu Sayang,,

Bismillah,

     Rasanya baru beberapa saat tuhan membagi sedikit cintanya kepadamu untuk diriku. Akupun merasakan kebahagiaan yang luar biasa atas anugrah tuhan yang Dia titipkan padamu itu.

“ Kau menyayangiku “ itu yang aku tau, meskipun aku belum pernah mendengarnya lanngsung dari mulutmu, apalagi kata-kata “ kau mencintaiku “. Tapi aku merasa sedikit yakin dengan perlakuanmu padaku. Toh, bagiku pernyataan itu tidak penting, yang penting adalah pembuktianmu padaku bahwa kau memang sedang, sedang, dan akan selalu menyanyangiku, juga mencintaiku. Seperti halnya diriku.

     Rasanya baru kemarin, rasaku berbalas olehmu, kenapa tiba-tiba kabar buruk kau berikan padaku datang begitu saja. Kau tau, waktu itu rasanya nafasku terhenti sepersekian detik mendengar ucapanmu, lidahku kaku, dan ada pilu dalam hatiku yang tiba-tiba menggeroggos sesaat itu juga. Kabar yang kau berikan sangat menyakitkan dibandingkan dengan seribu cuek yang engkau lakukan dulu. Kau bilang padaku untuk tidak usah memikirkannya, itu mungkin bisa saja kulakukan jika kau bukan siapa-siapaku. Masalahnya kau adalah orang yang sangat berarti buatku. Apa menurutmu masih bisa untuk tidak kuhiraukan?



    Akhir-akhir ini fikiranku tersita oleh kabar tentang perjodohanmu dengan perempuan yang berstatus dokter itu. Kau mungkin tidak tahu persis rasanya seperti apa, tapi jujur itu rasanya menyakitkan buatku. Kau memintaku untuk meyakinkanmu, sedangkan aku saja tidak yakin akan mampu menghadapi ini semua. Sayang, aku tidak perlu memberikanmu keyakinan bahwa aku mau terus bersamamu, aku ingin bahagia bersamamu. Apakah selama ini kau masih ragu padaku?

    Jika, selama kedekatan kita akhir-akhir ini belum juga membuatmu merasa senang, nyaman dan bahagia. Tolong ajarkan aku bagaimana caranya untuk membuatmu bahagia ny, agar kau mau tetap bersamaku. Aku akan melakukan apa saja yang bisa membuatmu bahagia, membuatmu nyaman asal bersamaku. Sayang, aku sungguh, sunggung ingin menjadi tempatmu untuk pulang. Tempat mu berbagi segala keluh kesahmu. Sayang, bagamana lagi caranya kujelaskan padamu kalau aku betul-betul ingin bersamamu. Aku ingin bahagia bersamamu. Aku masih ingin menjadikanmu laki-laki yang membimbingku.



     Jadi kau tak perlu meminta keyakinan padaku, justru kali ini aku yang butuh agar engkau meyakinkanku bahwa kau juga sedang mengusahakanku untuk bersamamu. Semenjak kabar perjodohanmu itu, Setiap hari aku memikrkan dirimu, dan takut kalau akhirnya kebahagiaan ini memang hanya sesaat buatku. Apa mungkin kita ditakdirkan bertemu untuk berpisah?

     Sayang, Aku mencintaimu.

    Setelah berfikir panjang dan lama, aku berusaha meyakinkan diriku bahwa bagaimanapun caraku mengharapkanmu, jika takdir tuhan mengatakan tidak. Kau akan tetap pergi, begitupun sebaliknya. Bagaimnapun kita dijauhkan, jika kita memang ditakdirkan untuk bersama, maka tuhan yang akan membimbing kita untuk bersama.

Dan akhirnya,,

     Sayang, pernikahan itu bukan hanya menyatukan dua anak manusia untuk bersatu, melainkan menyatukan dua keluarga besar, dua tradisi yang berbeda, dua kebiasaan yang berbeda, dan segala macamnya. Karena semua ini menyangkut keluarga besar, jangan pernah mengambil keputusan dengan dasar egoisme. Aku percaya tidak ada orang tua yang ingin melihat anakya menjadi tidak baik, semua yang mereka lakukan adalah yang terbaik untuk anaknya.

     Kadang aku merasa , aku memang tidak pantas menjadi pendangmu sayang. Bukan karena aku tidak mau, tapi ini lebih kepada martabat keluarga. Kau tau kan keluargaku bukan keluarga yang hebat, kaya, apalagi keturunan ningrat. Kami hanya keluarga sederhana ny, yang punya cinta, punya kebahagiaan sederhana. Itu saja. Hidup kami sederhana, Sedangkan perempuan itu sudah pasti keluarganya hebat, pasti kaya, bisa jadi juga dari keturunan ningrat. Kalau dibandingkan denganku, sudah pasti jauh beda, aku hanya perempuan biasa yang punya cinta berlebih padamu, mungkin juga aku yang terlalu melebih-lebihkan perasaan ini, sedangkan perempuan itu punya hal yang bisa membehagiakanmu. Cinta, tidak cukup dengan cinta saja sayang, banyak embel-embel yang menjadi persyaratannya termasuk materi. 

    Sayang, aku bukannya menyerah. Tapi aku hanya membuka sedikit logikamu, agar kau mau berfikir seperti apa keinginan orang tuamu. Aku memang sangat mencintaimu, tapi aku juga tidak ingin menahanmu, jika masih ada yang terbaik buatmu. Insya allah ny, kalau memang perempuan itu mampu membuatmu bahagia aku ikhlas, tapi bila tidak TETAPLAH BERSAMAKU Ny...

“ peremuan yang benar menyayangimu, takkan meminta harta melimpah, ia hanya memintamu untuk tidak menyakitinya hati ataupun fisik. “






Tidak ada komentar:

Posting Komentar